LihatSulteng.com – Akademisi Universitas Tadulako (Untad), Naharuddin dan perwakilan Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di Palu mendorong Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng) agar semakin masif melakukan pendidikan politik secara khusus kepada pemilih kalangan muda. Ini menyusul kian dekatnya waktu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Penyampaian itu diutarakan usai agenda Sosialisasi Pendidikan Pemilih Segmen Pemuda yang digelar KPU Sulteng di salah satu hotel di Palu, Senin (29/7/2024).
“Momen ini (Pilkada 2024) harusnya jadi kesempatan bagi KPU Sulteng untuk terus melakukan sosialisasi demi meningkatkan partisipasi dari kalangan muda,” kata Narahuddin
Menurut Naharuddin, alasan di balik desakan itu, mengingat selama ini angka partisipasi pemilih hanya dilihat pada sekadar datang memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Seharusnya secara substansi, partisipasi itu dinilai dari keterlibatan pada setiap tahapan pemilihan. Nah, penting di sini supaya kalangan muda ini terlibat juga mengawasi pesta demokrasi. Misalnya, sebagai penyelenggara Pemilu,” imbuh komisioner KPU Sulteng 2019-2023 ini.
Namun, sebelum menuju ke konteks itu, sambung dosen Fakultas Hukum Untad ini, KPU Sulteng yang memiliki otoritas penyelenggaraan Pemilu di level daerah, perlu memfasilitasi potensi besar yang dimiliki Ormawa maupun Organisasi Kepemudaan (OKP).
“Pendidikan politik di sini bisa dengan sosialisasi ke kampus-kampus atau basis organisasi mahasiswa/pemuda. KPU perlu menyediakan ruang agar perwakilan organisasi bisa mendesain kegiatan dengan keterlibatan KPU, Bawaslu, dan pihak terkait,” jelasnya.
Pada kesempatan terpisah, perwakilan organisasi mahasiswa internal dan eksternal kampus turut menyuarakan pandangannya atas posisi mahasiswa jelang Pilkada Serentak 2024.
Ketua Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Sulteng, Devi, misalnya, menilai peran mahasiswa dapat menentukan seperti apa model pemerintahan lewat ajang Pilkada Sulteng 2024.
“Bagi kami, pesta demokrasi itu tak selalu buruk. Dengan keterlibatan mahasiswa secara aktif dan positif, gagasan dari kaum intelektual ini bisa membantu mengembangkan pemerintahan yang baik,” tuturnya.
Devi bilang, bila merujuk situasi internal organisasi mereka, dari sekitar 1.000 kader KMHDI aktif yang tersebar di Palu, Poso, dan Banggai, ini akan sangat membantu ihwal memberikan pengawasan dan pendidikan politik selama gelaran Pilkada Serentak 2024.
Adapun Presiden Mahasiswa Untad, Irfan menyebut langkah pendidikan politik seperti yang dilakukan oleh KPU Sulteng, tak boleh hanya berhenti pada hari ini.
“Kalau kita lihat, yang hadir ini hanya representasi dari Ormawa dan OKP. Belum menyentuh semua mahasiswa dan pemuda yang hadir. Mesti ada tindaklanjut dari sosialisasi dari hari ini agar lebih menyebar luas,” tambahnya.
Mahasiswa Fakultas Tehnik Untad ini, juga menyampaikan bahwa pihaknya akan berupaya agar pendidikan politik menjelang Pilkada Serentak 2024 dapat digelar secara masif di kampus-kampus di Sulteng, seperti Untad. (RDR)