Rusdy Mastura serukan kampanye damai di Pilkada Sulteng 2024

LihatSulteng.com – Bakal kandidat gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Rusdy “Cudy” Mastura-Sulaiman Agusto Hambuako, merupakan pasangan pertama yang secara resmi mendaftar pada pencalonan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Saat mendaftar di Kantor KPU Sulteng, Rabu (28/8/2024) siang, Cudy-Agusto turut didampingi para relawan sangganipa dan secara khusus para petinggi partai politik (parpol) pengusung, yaitu Muharram Nurdin dan Matindas J. Rumambi (Ketua dan Sekretaris PDI Perjuangan Sulteng), Hadianto Rasyid dan Muh. Ismail Junus (Ketua dan Sekretaris Partai Hanura), Lukius Todama (Ketua Eksekutif Komite Partai Buruh Sulteng), dan Ardiansyah Lamasitudju (Ketua Partai Ummat Sulteng).

Menyikapi konstelasi politik jelang Pilkada Serentak 27 November 2024 mendatang, petahana gubernur Sulteng itu, menyerukan agar proses yang bakal dilalui dapat berlangsung secara sehat dan berkeadilan.

Baca Juga :  Pasangan “BERANI” janjikan tiga program khusus bagi warga Palu

“Saya mau damai karena saya yang paling tua. Saya mengajak mereka juga untuk melakukan proses yang damai. Ini sudah sifat saya,” terang Cudy saat memberikan keterangan pers.

Di tengah situasi politik yang kian memanas, Cudy mengeklaim dirinya tetap membuka diri dengan siapapun, termasuk kandidat kompetitor lainnya. ”Saya ini sebenarnya santai. Malah bertemu yang lain, kita baku peluk. Karena adik-adikku semua juga itu,” imbuhnya.

Cudy menginginkan pertarungan di Pilkada Sulteng 2024 bisa berlangsung secara sportif, laiknya dalam sebuah pertandingan sepak bola. Cudy juga menjamin pihaknya bisa menujukkan kedamaian sepanjang proses menuju hari pemilihan.

Insyaallah, saya juga akan mengajak para simpatisan dan masyarakat lainnya untuk berlaku sopan dan melakukan kampanye baik di Pilkada 2024 ini,” harapnya.

Baca Juga :  Daftar Pilkada Sulteng, AA-AKA serukan politik riang gembira

Terkait dirinya yang dianggap murka dalam selama proses ini, Cudy menyampaikan itu semua ada sebab akibatnya. Tak sekadar lahir dari aktivitas maupun sikap politiknya.

“Kemarin, ada menawarkan saya untuk mengambil PKS dengan paksa. Ada juga di mana saya mau masuk cari partai tapi ditutup saya dengan uang dan segala macamnya. Bahkan, partai yang tidak punya kursi juga diambil. Untuk menunjukkan dia banyak duit?. Saya tidak mau begitu, saya maunya baik-baik saja,” tegasnya.

Pria yang telah berkiprah di dunia politik selama 27 tahun ini, turut mengapresiasi Putusan Mahkamah Kontitusi (MK) 60/PUU-XXII/2024 dan gerakan mahasiswa, yang berimplikasi terhadap peluangnya kembali maju bertarung untuk kali ketiganya di Pilkada Sulteng. (RDR)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *