LihatSulteng.com –Masyarakat Sulawesi Tengah (Sulteng) menaruh harapan besar pada kontingen cabang olahraga sepakbola Sulteng di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024.
Pasalnya, skuad yang dilatih Zulkifli Syukur tersebut berhasil menjejakkan “langkah” di babak perempat final dan menantang Aceh, salah satu tuan rumah selain Sumatera Utara (Sumut).
Namun, pertandingan yang berlangsung pada Sabtu (14/9/2024) di Stadion H. Dimurthala Banda Aceh, itu beroleh reaksi keras dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Sulteng lantaran kepemimpinan wasit utama, Eko Agus Sugiharto yang dinilai merugikan tim sepakbola Sulteng.
Di akun Instagram resmi KONI Sulteng (@koni_sulteng), hanya dalam selang waktu satu jam menuliskan sorotan pedas atas laga tersebut, disertai video singkat yang menampilkan kondisi para pemain dan official.
“Jangan biarkan sepakbola Indonesia dirusak oleh orang-orang yang tidak sportif dan tidak adil dalam memimpin pertandingan,” demikian bunyi kapsi pada unggahan pertama @koni_sulteng.
“Kita semua telah menyaksikan betapa hancurnya rasa adil di dunia sepakbola Indonesia pada ajang multieventPON XXI Aceh-Sumut 2024. Sulteng secara terang-terangan dicurangi oleh wasit yang memimpin pertandingan,” tulis @koni_Sulteng di unggahan kedua disertai tanda pagar #savessulteng #sepakbolapongagaladil
Kemarahan KONI Sulteng, wabilkhusus pemain, manajemen, serta masyarakat sangat rasional. Alasannya, wasit Eko “sangat berat sebelah” kepada Aceh karena mengeluarkan tiga kartu merah plus sanksi dua penalti untuk Sulteng saat hasil pertandingan menujukkan bakal berakhir imbang 1-1.
Merasa tak terima, Sulteng memilih tak melanjutkan pertandingan alias walk out yang berimbas pada lolosnya Aceh ke semifinal cabor sepakbola di PON 2024.
Tak hanya KONI Sulteng, Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Sulteng juga melayangkan protes keras atas kepemimpinan pengadil lapangan yang dianggap cenderung berpihak kepada tim tuan rumah, Aceh.
“Kita bisa melihat bagaimana pertandingan ini (Aceh vs Sulteng, red) begitu bobrok. Kita juga menyaksikan kepemimpinan pertandingan menzalimi pemain kita. Ini merusak, sangat merusak,” ucap Ketua Asprov PSSI Sulteng, Hadianto Rasyid dalam video di media sosial pribadinya (Instagram @hadiantorasyid).
“Saya mengajak seluruh masyarakat Sulteng untuk menyatakan kekecewaan kita terhadap pertandingan yang baru saja kita saksikan. Ini merusak mental anak-anak kita. Kita ajukan keberatan bersama-sama kepada PSSI atas pertandingan yang berlangsung malam ini,” sambung Hadi, sapaan karibnya.
Hadi juga mengganggap, proses pertandingan antara Aceh melawan Sulteng sebagai gambaran betapa parahnya model persepakbolaan di Indonesia. Bahkan, Hadi menyebut tak perlu lagi menggelar pertandingan lanjutan pada cabor sepakbola di PON 2024 karena tak lagi memiliki nilai.
Kendati kecewa atas berlangsungnya pertandingan Aceh vs Sulteng, tetapi Hadi mengaku sangat bahagia atas kerja keras tim sepakbola Sulteng. “Malam hari ini dengan permainan luar biasa, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Do’a kami, masyarakat Sulteng kepada kalian (tim sepakbola Sulteng), semoga Allah memberikan keberkahan dan perlindungan,” tutur Hadi.
Perlu diketahui, capaian tim sepakbola Sulteng di PON XXI Aceh-Sumut cukup membanggakan. Di mana, Sulteng mengemas enam poin dari satu kali kemenangan dan tiga kali seri. Sulteng keluar sebagai runner-upmendampingi Sumut yang berstatus jawara grup B. (RDR)