Sorotan tajam laga kontroversial Aceh kontra Sulteng, Ahmad Ali singgung naturalisasi dan praktek sepakbola gajah

LihatSulteng.com – Sorotan tajam terus mengiringi hasil laga kontroversial babak perempat final cabang olahraga (cabor) sepakbola di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, antara kesebelasan Aceh melawan Sulawesi Tengah (Sulteng) di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, Sabtu (14/9/2024) malam.

Kali ini, pernyataan keras datang dari Ahmad Ali, Wakil Ketua Umum Partai NasDem sekaligus Bakal Calon Gubernur di Pilkada Sulteng 2024. Kritik tersebut disampaikan AA, sapaan karibnya, dalam akun Instagram pribadinya @madtu_madali, Minggu (15/9/2024) pagi.

“Kami mengutuk dengan keras sikap bobrok wasit yang memimpin pertandingan antara kesebelasan Aceh dan kesebelasan Sulteng,” tulis AA dalam kapsinya disertai video skuad sepakbola Sulteng yang tengah meratapi hasil laga tersebut di salah satu ruang ganti pemain.

Selain itu, anggota DPR RI 2014-2024 Dapil Sulteng itu, turut menyorot kepemimpinan Erick Thohir selaku Ketua Umum PSSI yang lebih cenderung mengurusi pemain tim nasional Indonesia yang berlaga di fase kualifikasi Piala Dunia 2026, alih-alih melakukan perbaikan atas praktek negatif di dunia sepakbola Tanah Air.

Baca Juga : KPU Sulteng resmi tetapkan pemilih tetap dan tempat pemungutan suara untuk Pilkada 2024

Innalillahiwainnailaihirojiun. Pak Ketua PSSI jangan sibuk hanya urusi pemain naturalisasi. Sampai kapanpun, bola kaki kita tidak akan maju kalau mental pengurus PSSI seperti ini. Sepakbola gajah terus dipraktikan,” demikian bunyi salah satu kapsinya.

Perlu diketahui, sepakbola gajah merupakan praktik sepakbola yang diduga terdapat kecurangan dalam pertandingannya. Seperti praktik main mata demi menyamakan skor antara satu tim dengan lainnya, sengaja menyerah, atau ajakan untuk menentukan lawan selanjutnya dalam perebutan trofi dengan tujuannya mendapatkan keuntungan.

Praktek yang merusak citra permainan adil (fair play) itu ditengarai bermula pada laga Indonesia kontra Thailand di AFF (1998), yang diduga takut menghadapi Vietnam di laga berikutnya. Terus berlanjut di skala nasional yaitu pada pertemuan PSS Sleman melawan PSIS Semarang di Liga 1 Indonesia (2014), dan pertandingan Liga 3 Indonesia antara PS Siak versus Serpong City FC (2022).

Baca Juga : Deklarasi Anwar-Reny di Tentena; Dido'akan wasekum GKST, dihadiri mayoritas pemilih Gen Z

Terkait keputusan kontroversial wasit utama Eko Agus Sugiharto yang dinilai merugikan kesebelasan Sulteng, AA juga menantang agar PSSI mengganjar sang pengadil laga dengan sanksi berat.

“Meminta PSSI menghukum dan memberi sanksi seumur hidup kepada yang bersangkutan. Ditunggu sikap tegas ketua PSSI. Kalau tidak berani, sebaiknya ketua PSSI mundur,” begitu bunyi terakhir di kapsinya.

Kendati demikian, unggahan yang telah ditonton sekitar 52 ribu kali, 1.522 suka, dan 184 komentar ini, beroleh reaksi beragam dari para warganet.

Ada yang setuju dengan pernyataan Ahmad Ali, tetapi tak sedikit pula yang menilai bahwa sindiran atas dominasi pemain naturalisasi di skuad Garuda–julukan timnas Indonesia–tak punya keterkaitan langsung dengan cabor sepakbola di PON XXI Aceh-Sumatera Utara.

Baca Juga : Kompolnas apresiasi Polda Sulteng lakukan ekshumasi dan autopsi jenazah Bayu Adityawan

Sekadar pengingat, Sulteng terpaksa memilih walkover (WO) alias tak melanjutkan pertandingan di sisa tambahan waktu babak kedua melawan Aceh, lantaran wasit Eko Agus Sugiharto dianggap merugikan kesebelasan Sulteng lewat dua buah kartu merah dan dua hadiah penalti untuk Aceh sehingga skor berakhir imbang 1-1.

Sebelumnya, kecaman keras atas insiden di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh, tersebut turut dilontarkan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, Ketua PSSI Sulteng Hadianto Rasyid, dan KONI Sulteng. (RDR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *